![]() |
sumber: mehandwriting.blogspot.com |
Sahabat,
Ketika dirimu menghadapi pekerjaan yang penting atau akan mengalami suatu peristiwa yang sangat istimewa. Sungguh, terkadang diri kita bersikap begitu sempurnanya. Menyiapkan segala hal secara detil dari A sampai dengan Z. Apalagi diri kita sebagai seorang perempuan, yang sangat menyayangkan jika sesuatu tidak sejalan dengan rencana tekhnis.
Memang kadang sesuatu yang sudah kita rencanakan jauh-jauh hari, kita harap hasilnya sesuai dengan apa yang kita impian an tidak meleset dari apa yang kita targetkan.
Seorang ibu yang diberitahu oleh suaminya bahwa sebulan lagi kita akan pergi berdua, an anak-anak akan ditipkan kepada orang tua. Sang ibu tadi sungguh amat menanti hari H tersebut. Tetapi ketika semua sudah disiapkan pada hari H, ketika hari di bandara pesawat yang mereka akan tumpangi delay dan tidak diberitahukan sampai kapan.
Atau ada seorang anak gadis, yang sudah dilamar . Pada hari H, sang pujaan hati akan menjabat tangan ayahnya untuk mengucapkan ijab kabul. Ternyata sang pujaan hati itu sampai jam yang ditentukan antara keluarga dan penghulu.
Ya, memang sangat indah menjadi pribadi yang sempurna. Sangat beruntung menjadi pribadi yang bisa mewujudkan seluruh impiannya. Tapi kadang APA YANG KITA INGINKAN tidak sesuai dengan KENYATAAN.
Sahabat,
Berbuatlah seperti seorang ibu yang sedang mencuci pakaian. Setelah digiling, dikeringkan. Lalu digantung di jemuran. Dan taruhlah di bawah terik matahari.
Karena si ibu sudah berusaha/berikhtiar semaksimal mungkin agar pakaian kotornya bisa bersih. Si ibu menyerahkan kepada ALLAH sang pemilik matahari, apakah sang matahari itu tetap bersinar sepanjang hari. Atau hanya sampai sebatas siang saja.
Ibu itu berkata di dalam hatinya “Ya ALLAH sang pemilik matahari, kutitipkan segala urusanku kepada MU”
Hati ibu itu pun tenang.
Sahabat,
Mari kita kembali ke ibu yang pesawat di delay tadi. Empat jam kemudian dari pengeras suara terdengar bahwa pesawat akan berangkat besok karena jalur terbang menuju propinsi yang menjadi tempat tujuan si ibu dan suaminya sedang tidak baik.
Sepanjang jalan, si ibu menggerutu dan memasang wajah cemberut. Suaminya pun menghentikan taksi yang mereka tumpangi dan membisikan sopir taksi untuk merubah arah.
Mereka tiba di rumah makan. Si ibu dan suaminya duduk di rumah makan tersebut dan memesan beberapa makanan. Tentunya si ibu masih marah-marah. Si Ibu pun terdiam ketika mendengar berita pesawat dari penerbangan lain yang berangkat ke tujuan yang sama dan waktu takeoff yang sama, hilang kontak dengan bandara.
Si ibu merasa terselamatkan.
Bagaimana dengan sang gadis? Setelah beberapa jam dinanti calon suaminya datang dan acara akad nikah pun berjalan dengan lancar.
Ketika di pelaminan, suaminya kini membisikan bahwa ia terlambat karena mencari dasi yang ia coba tadi malam. Suaminya pun tidak kalah kalang kabut karena sekeluarga mendesak untuk segera berangkat walau tidak memakai dasi. Akan tetapi suaminya itu bersikeras untuk mencari terlebih dahulu yang memakan waktu satu jam.
Ternyata diperjalanan, terjebak macet yang cukup panjang. Dan terlihat orang berkerumunan. Setelah mobil menghampiri jalur kerumunan tersebut. Ada beberapa mobil yang isinya rombongan keluarga yang tertabrak truk Tronton. Masya ALLAH.
Bayangkan bagaimana jika ia harus pergi akad dan tidak mencari dasi tersebut. Bisa jadi mereka adalah termasuk rombongan yang tertabrak tronton tersebut.
Sahabat,
Memang segala hal yang sudah kita lakukan. Biarkan saja berproses sebab diri kita sudah berusaha. Dan ALLAH adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik pembuat rencana.
Komentar
Posting Komentar