Seorang ibu dalam keadaan perut membucit. Dengan sang jabang bayi di dalamnya. Ia mengelus-elus dengan penuh kasih sayang, dalam hati tentunya ia menanti dengan penuh harap-harap cemas.
Menghitung hari, sampai dengan minggu ke-40. Menjelang hari persalinan denngan penuh suka cita seorang ibu menyambut kehadiran buah hatinya. Baju yang sudah disiapkan, perlengkapan, bahkan namanya kelak.
Persalinan normal memang sesuatu yang amat dikhwatirkan bagi seorang ibu. Akan tetapi di balik rasa sakit itu, ada sebuncah rasa bahagia. Karena sebentar lagi ia menjadi perempuan yang diberikan sebuah kebahagiaan yang sempurna.
![]() |
Sumber foto: bayurini.wordpress.com |
Kisah kelahiran anak-anakku memang memiliki cerita sendiri. Akan tetapi dari semuanya ada sebuah kisah yang menjadi pengingat diriku bahwa ALLAH itu MAHA BESAR. Dengan KEBESARANNYA diriku bisa melahirkan putri dan putraku yang semoga menjadi penyejuk mata dan pemimpin bagi orang beriman. Memang sih, harus ada proses induksi karena belum terjadi “pembukaan”. Dari semuanya aku harus menginap 1 malam menunggu proses kelahiran. Tapi dalam proses itu aku berusaha serileks mungkin menikmati, dari kontraksi yang 15 menit sekali sampai 2 menit sekali.
Kegiatan menunggu itu bisa diisi dengan membaca buku, berdzikir atau menampung energi sebanyak-banyaknya dengan makan. Setiap rasa mulas itu datang kunikmati dengan beristighfar walaupun kadang keluhan terucap. Tak lupa mengatur pernafasan. Ada istilah “bear breath”, sebenarnya ini pernafasan jika kita ingin mendaki gunung. Agar tidak kehilangan oksigen. Dan bagian kepala kita cukup oksigen,sehingga tidak terjadi peristiwa tak sadarkan diri ketika proses melahirkan.
Seorang sahabat,bu Erni, mengajariku agar mendengarkan surat Al Waqiah . Isinya Subhanallah indah sekali. Memang harus pasrah dengan ketentuannya. Ketika mulas yang makkn meningkat, timbul pertanyaan di dalam hati. “Apakah seperti ini jika maut itu datang?”
Tidak bisa digambarkan karena seluruh jilbabku penuh dengan peluh. Dan Alhamdulillah, semua proses kelahiran anak-anakku ada suamiku yang setia menemani. Memang kadang aku memegang tangannya sampai tersisa luka cengkraman setelah itu. Akhirnya taqdir itu pun tiba. Anakku lahir dari rahimku atas rasa sayang SANG MAHA PENYAYANG.
Sedetik setelah melahirkan diriku memanjatkan do’a-do’a panjang untuk kebaikan diri keluarga dan umat. Karena wanita yang habis melahirkan ibarat sedang berjihad. Subhanallah........
Sungguh melahirkan itu peristiwa yang membuktikan bahwa ALLAH itu MAHA BESAR.
Komentar
Posting Komentar