Sekian kalinya saya berbincang-bincang dengan suami saya seputar pernikahan.
Bagaimana seseorang bisa dikatakan layak untuk menikah,
tetapi dari semua itu sebenarnya mudah saja ,
ketika seorang sudah berdo'a kepada RabbNya diberikan jodoh yang pantas untuk dirinya
lalau datanglah seorang ikhwan yang di nun ujung sajadah sana berdo'a yang sama. Dan ketika mereka sudah siap dengan apa adanya. itulah yang dimaksud siap, siap menerima yang terbaik menurut ALLAH.
Saya kadang meng-andaikan menikah itu sepertri orang yang sepakat untuk pergi ke suatu tempat dan syaratnya ya harus menikah itu.
Calon suaminya mengatakan bahwa kalau ukhty sepakat menikah dengan saya , saya hanya menawarkan motor yang sederhana untuk kita kendarai bersama. Jika suatu waktu bensinya habis, saya ingin kita berhenti sejenak.
Sang calon istri pun menawarkan, saya bisa membelikan bensinnya. Karena ini sedekah untuk saya.
Siap dengan kondisi yang ada itulah ciri orang yang siap menikah.
Bagaimana jika terjadi perceraian, berarti bisa jadi ada miss komunikasi disana. Saling memaksakan pendapat, rasa tepo seliro yang hilang. Atau bisa jadi satu pihak mermutuskan untuk mencari kendaraan lain. Innalillahi....................
Menikah adalah proses bukan tujuan, menikah adalah wasilah bukan tujuan. Menikah adalah ujian bukan untuk dibangga-banggakan. Menikah juga sebuah kebutuhan bukan keinginan.
Untuk yang sudah siap menikah, jangan ragu untuk melakukan kesepakatan sesuai syariat-Nya. Jangan berjalan bersama dahulu baru menikah.
Bagi yang masih dipersulit, banyaklah bersedakah dan berbakti kepada orang tua. Insya ALLAH, rencana ALLAH itu indah pada waktunya, bisa jadi kita harus bersabar satu tahu, dua tahun atau lima tahun bahkan bisa jadi berpuluh tahun ke depan, karena sang pangeran menunggu dengan mercedesnya. Subhanallah....................
Bagaimana seseorang bisa dikatakan layak untuk menikah,
tetapi dari semua itu sebenarnya mudah saja ,
ketika seorang sudah berdo'a kepada RabbNya diberikan jodoh yang pantas untuk dirinya
lalau datanglah seorang ikhwan yang di nun ujung sajadah sana berdo'a yang sama. Dan ketika mereka sudah siap dengan apa adanya. itulah yang dimaksud siap, siap menerima yang terbaik menurut ALLAH.
Saya kadang meng-andaikan menikah itu sepertri orang yang sepakat untuk pergi ke suatu tempat dan syaratnya ya harus menikah itu.
Calon suaminya mengatakan bahwa kalau ukhty sepakat menikah dengan saya , saya hanya menawarkan motor yang sederhana untuk kita kendarai bersama. Jika suatu waktu bensinya habis, saya ingin kita berhenti sejenak.
Sang calon istri pun menawarkan, saya bisa membelikan bensinnya. Karena ini sedekah untuk saya.
Siap dengan kondisi yang ada itulah ciri orang yang siap menikah.
Bagaimana jika terjadi perceraian, berarti bisa jadi ada miss komunikasi disana. Saling memaksakan pendapat, rasa tepo seliro yang hilang. Atau bisa jadi satu pihak mermutuskan untuk mencari kendaraan lain. Innalillahi....................
Menikah adalah proses bukan tujuan, menikah adalah wasilah bukan tujuan. Menikah adalah ujian bukan untuk dibangga-banggakan. Menikah juga sebuah kebutuhan bukan keinginan.
Untuk yang sudah siap menikah, jangan ragu untuk melakukan kesepakatan sesuai syariat-Nya. Jangan berjalan bersama dahulu baru menikah.
Bagi yang masih dipersulit, banyaklah bersedakah dan berbakti kepada orang tua. Insya ALLAH, rencana ALLAH itu indah pada waktunya, bisa jadi kita harus bersabar satu tahu, dua tahun atau lima tahun bahkan bisa jadi berpuluh tahun ke depan, karena sang pangeran menunggu dengan mercedesnya. Subhanallah....................
Komentar
Posting Komentar