Disiplin

Beberapa hal memang harus dilakukan secara disiplin bahkan kita harus memonitoring dan mengevaluasi. Bagaimana perjalanannya karena jika tidak kita melakukan hal tersebut yang terjadi adalah adanya sebuah kekosongan atau hal yang membuat terdistrict sehingga ada kekacauan di sana.  Seperti misalnya dalam hal jadwal tidur ketika kita tidur dengan cepat maka bangun pun terasa dengan cepat. Hal ini menyebabkan kita bingung mau melakukan apa dan bisa membuat mengantuk amat sangat ketika di jam siang kita bekerja. 

Karena terkadang rasa kantuk itu sebenarnya kan harus dipenuhi karena memang otak kita kekurangan oksigen. Akan tetapi saya belum mencari tahu cara bagaimana oksigen di otak itu bisa terpenuhi dengan baik atau cara tidur apa yang tidak mengganggu performa kerja. Di tempat kerja manapun jika kita tidur pastinya itu akan menjadi catatan sendiri bahwa ada kelalaian di sana. Kerja adalah jam yang harus kita lakukan segala kewajiban-kewajiban yang menjadi tugas kita. 

Walaupun Terkadang ada jeda istirahat dan itu istirahat sebagai tempat kita salat atau tempat kita makan tidak dengan tidur. Mungkin saya akan mencari cara bagaimana tidur yang efektif di tempat kerja. Tentang kedisiplinan ini suatu waktu saya mengacaukan jadwal saya dan itu ternyata menjadi dampak untuk sebuah subjek dalam kegiatan saya. 

Soalnya kondisi anak yang sakit sehingga jam belajarnya itu terkacaukan. Walaupun sebenarnya untuk jam itu sendiri dia harus biasa untuk mengatur waktunya. Di sini adalah fungsi sebagai seorang tua atau seorang dewasa yang memang harus mengatur bagaimana caranya agar anak yang belum terbiasa mengatur waktu itu dia bisa konsisten dengan waktunya. 

Atau contoh lain tentang jadwal olahraga saya memang jadul olahraga bisa dilakukan ketika di manapun kecuali memang pantangannya olahraga itu tidak bisa dilakukan jika menjelang tidur apalagi 2 jam sebelum tidur karena di situ otak akan merasakan endorfin yang mana malah membuat diri kita melek. Makanya ketika ngantuk sangat menyerang Terkadang saya suka melakukan olahraga sehingga sangat fresh. Maka jangan heran kalau di tempat saya bekerja pun saya memiliki matras olahraga yang memang saya niatkan untuk olahraga di manapun. 

Kembali ke hal yang disiplin ini sangat bergantung dengan kekuatan dan ketaatan di dalam diri kita.  Disiplin adalah sebuah paksaan di internalisasi diri.  Hingga tidak bisa dipaksakan atau mendapat dorongan dari luar.  Ipin itu menjadi faktor sekian persen bahkan hanya 5% saja untuk dorongan atau motivasi eksternal itu.  Karena yang lainnya tidak mempengaruhi kalau diri itu tidak mau berubah. 

Yang menjadi permasalahan adalah rasa bosan. 

Itulah diri saya.  Kadang mengalami kebosanan bahkan Kelelahan yang dirasakan di setiap atau sekujur tubuh misalnya ketika melakukan olahraga.  Atau ibadah-ibadah sunah bisa dibilang misalnya rajinkan dalam salat rawatib atau salat yang mengiringi di setiap salat wajib atau fardhu.  Maka saya tidak mau kehilangan inti salat itu.  Salat adalah di mana saya berkomunikasi dengan Allah subhanahu wa ta'ala sebagai pencipta saya yang mengatur hidup saya yang mengabulkan segala permintaan saya dan yang menyelamatkan saya dan menjauhi saya dari segala marabahaya. 

Salat juga menjadi tempat Saya berkontemplasi merenung melakukan satu arah kembali.  Apa yang harus saya lakukan dan apa yang harus kembali on the track. Maka hal itu membuat diri saya fresh.  Hal yang boleh saya lakukan dan itu adalah hal yang tidak boleh saya lakukan.  Saya sangat terinspirasi setelah salat apalagi di sana ada proses dialog dan komunikasi.  Saya berkata dengan doa-doa dan berharap dengan doa-doa yang saya panjatkan dan itu adalah sebuah permintaan bahkan permohonan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala sebagai Tuhan semesta alam. 

Segala permintaan adalah hal yang pasti akan dikabulkan dan itu sangat saya yakini walaupun proses pengabulannya itu terserah Allah suka-suka Allah. Saya sebagai manusia hanya mampu untuk melakukannya saja tentang hasil saya serahkan kepada Allah dan yang terpenting adalah saya yakin. 



Komentar